Pada awal pembahasan kita, akan kita mulai dengan sesuatu
yang lucu yang dapat membuat siapa saja yang melihat dan mendengar pertunjukan
manusia di negeri tercinta kita tertawa terbahak-bahak, tersenyum bahkan malu
dan terpingkal-pingkal sampai menangis haru dan sedih. pada tahun 2014 ini
dapat kita sebut dengan tahun politik, yaitu tahun dimana semua orang yang
bergelut dengan dunia politik bersaing, berjuang dan bekerja keras atas nama
bangsa ini, apakah anda yang membaca buku ini juga termasuk salah satu orang
yang terwakili oleh mereka atau bahkan anda adalah salah seorang yang mendapat
bagian dari kerja keras mereka, sungguh indah negeri ini.
Salah satu kisah yang menarik dari kegiatan pesta rakyat
kita kemarin, yang saya alami dalam suatu TPS (Tempat Pemungutan Suara)
terlihat tergopoh-gopoh seorang nenek yang tua renta datang diantarkan oleh
cucunya dengan santai dan tegas dia bertanya kepada salah seorang petugas TPS
menggunakan bahasa jawa “ nak aku pokok
e milih jenenge x no x sing ndi yo?” dengan wajah setengah nyengir petugas
itupun menunjukkan Caleg yang dipilih oleh nenek tsb. Hati inipun langsung
merasa iba terhadap nenek yang bertekat kuat untuk memilih caleg tersebut,kebetulan
dalam obrolan kecil pada saat mengantri ada teman saya ada yang iseng dan
penasaran kepada nenek tersebut, ahirnya ia bertanya pada nenek tersebut “ nek
yang akan anda pilih itu siapa? apa anda kenal dengan orang tersebut nek?”
nenek tersebut dengan lugu menjawab “ ndak nak, tadi pagi salah satu orang
suruhan bu X tersebut mengirimi saya uang, kasihan nak kalo ndak dipilih..”
saya dengarkan obrolan kecil mereka sambil tertawa kecil yang agak saya tahan
takut menyinggung mereka, sekali lagi indahnya bangsaku ini
Adalagi kami disuguhi adegan yang sangat lucu dan
menarik,pesta rakyat yang lebih kecil yaitu pilihan kepala desa(lurah). mungkin
ini adalah salah satu kehebatan bangsa kita yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain didunia ini, peristiwa ini dimulai pada saat akan diadakan pemilihan
kepala desa, semua calon sibuk untuk membentuk team sukses yang biasanya
disebut dengan bahasa jawa “Pecut”
yang kurang lebih artinya cambuk, maksudnya ialah agar dapat menjadi cambuk
yang meenggelagar suaranya sehingga dapat menggiring orang untuk memilih calon
yang didukungnya, pada akhirnya si pecut tersebut dengan segala cara membela
mati-matian seluruh calon yang didukungnya tetapi sebelum bekerja para pecut
ini biasanya punya perjanjian yang tidak tertulis dengan para calon Lurah
tersebut diantaranya biasanya mereka dijanjikan untuk menggarap salah satu
tanah ganjaran bagi para calon lurah tsb. Ada juga pecut yang saya sebut mr. X
yang mau menjadi pecut gara-gara dia mau menyalonkan anaknya menjadi salah
seorang Kasun (Kepala Dusun) pada periode kepemimpinan lurah tersebut . jika
hal ini sudah anda anggap lucu menurut saya
ini belum begitu lucu, ada kejadian yang lebih lucu lagi, ada dalam satu keluarga suami
istri sang ayah menjadi pecut dari calon lurah x dan sang adik menjadi pecut
dari calon lurah y, mereka yang biasanya bersenda gurau dan berbicara biasa
setelah menjadi team sukses dari calon masing-masing sadar tidak sadar mereka
menjadi musuh dan saling menjatuhkan dalam dunia perpolitikan di tingkat bawah
negeri ini, bahkan anak merekapun menjadi korban politik mereka, anak mereka
dilarang bermain dan bergaul dengan musuh calon politik mereka yang notabene
masih saudara meraka sendiri, hal ini tidak berhenti disini saja pada saat
menjelang hari H pemungutan suara terjadi kehebohan yang luar biasa, saat
masing-masing calin membagi-bagi uang transport pada hari H dengan alasan
sebagai ganti kerja upah kerja mereka, memang sekilas timbul pertanyaan dalam
hati kecil saya, begitu perdulikah para calon lurah ini sampai-sampai mau
mengganti uang transport pemilih sebagai ganti gaji para pemilih yang tidak
bekerja? Berarti mereka (para calon
lurah) adalah orang yang baik semua, bahkan menurut saya baiknya itu melebihi
orang lumrah, kerja di desa saja biasanya yang paling mahal kelas tukang
bangunan sehari Rp. 70.000,- para calon lurah ini mau memberi ongkos kepada
para pemilih sebesar Rp.100.000,- untuk kerja mereka selama paling lama
setengah jam termasuk antri di TPS, alangkah baiknya jika sebuah desa dipimpin
seorang lurah yang demikian, pasti desa tersebut akan menjadi makmur jika, besok
pada saat menjadi lurah akan membayar gaji pekerja mereka sebanyak itu,
alangkah indah negeri ini.
Kejadian di desa tersebut memang gambaran kecil keadaan
bangsa kita saat ini, kemungkinan ini tidak hanya terjadi di desa saya saja ,
hal ini mungkin sudah terjadi di desa atau kampung anda juga, jika ditinjau
dari sisi yang berbeda, apakah mereka yang memilih ataupun mereka yang ingin
dipilih salah?, hal ini adalah suatu fenomena yang sangat sulit untuk dipecahkan,
sebab tolak ukur benar dan salah dalam kondisi seperti ini terletak pada hati nurani masing-masing dari para
pembaca. Dalam satu sisi bagi para pemilih mereka beranggapan bahwa mereka
memilih calon yang memberi uang transport yang lebih besar karena mereka
menggunakan hati nurani mereka, mereka bermain dengan rasa kasihan para
penduduk yang menerima uang tersebut dan bagi para calon mungkin ini adalah
salah satu kerja keras yang harus mereka lakukan atau barangkali merupakan
latihan mereka dalam memperhatikan nasib rakyat yang akan mereka pimpin kelak.
Terkadang dalam hati kecil saya berkata “apakah memang
kau takdirkan negeri ini begini Ya Alloh, memang luar bisa godaan dan ujian
darimu, jabatan yang notabene adalah amanah dari-Mu sampai bisa memutuskan silaturahim diantara kami,
apakah hal ini mereka lakukan karena ingin menerima amanah dari-MU, mereka rela
uang mereka habis untuk mengganti uang transport para pemilih mereka, mereka
rela bermusuhan dengan sanak dan saudara mereka hanyakarena ingin menerima amanah darimu, apakah memang
sungguh indah dapat menerima amanah darimu, sehingga mereka lakukan apapun
untuk itu, hati ini sangat bangga bila memang tujuan mereka hanya kepadamu,
sungguh indah negeri ini”.
Jabatan memang mahkluk ciptaan yang aneh, unik dan dianggap penting, saya sebut mahkluk
karena semua selain Alloh adalah makhluk. Saya teringat pernah membaca karya
KH. A. Mustofa Bisri[1]yang
menceritakan salah seorang yang begitu perkasa menangis tersedu-sedu karena takut
untuk memegang amanah ketika sahabat karibnya menunjuk dirinya sebagai khalifah
(pemimpin) takut karena beratnya tanggung jawab terutama karena kerasnya hisab
pada hari kiamat, bahkan sampai diapun berkata “jika kau benar-benar
mencintaiku, wahai kholifah, janganlah kau bebankan amanah yang besar itu
kepundakku, masih banyak orang lain yang lebih mampu daripadaku”
Mendengar kata-kata dari umar, akhirnya Abu bakar
menjelaskan kepada Umar mengapa ia memilihnya, sebagai pemimpin ia menjelaskan
bahwa ada dua orang yang akan masuk neraka yang pertama yaitu orang yang nekat menjadi seorang
pemimpin, padahal dia tahu bahwa ada orang yang lebih mampu daripadanya, kedua
orang yang mampu dan pantas memegang amanah tetapi menghindar tidak mau menjadi
pemimpin karena lari dari tanggung jawab.abu bakar tahu bahwa untuk urusan
amanah memang banyak orang yang dapat dipercaya dan dapat memenuhinya, tetapi
siapakah yang dapat menandingi keberanian dan kekuatan Umar untuk menjaga dan
membela kepentingan rakyat.
Akhirnya setelah mendengar uraian pendapat dari Abu
bakar, secara obyektif dengan berat hati umar menerima permintaan abu bakar
tersebut, tetapi alasan umar menerima ialah bukan karena dunia tetapi murni
karena perintah Alloh, itupun juga tidak langsung dengan sertamerta Umar mau
menjadi pemimpin, Umar tetap meminta Abu bakar untuk bermusywarah dan meminta
persetujuan dari para tokoh-tokoh muslim pada saat itu. Membaca cerita ini saya
harap semoga para pemimpin bangsa ini nekat ngotot berebut menjadi
pemimpin karena mencocokkan diri dengan
pendapat abu bakar yang kedua yaitu akan
masuk neraka orang yang mampu dan pantas memegang amanah tetapi menghindar
tidak mau menjadi pemimpin. Sungguh indah negeri ini.